Wayang, Warisan Budaya Dunia dan Pelestarian Literaturnya. Oleh: Maryono
Wayang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco pada tanggal 7 November 2003. Kesenian tersebut dimiliki oleh bangsa Indonesia dan ditetapkan dalam daftar Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanitiy pada 7 November 2003. Pemerintah Republik Indonesia kemudian menetapkan tanggal 7 November sebagai hari Wayang.
Dalam websitenya, Unesco menyebutkan bahwa kesenian wayang yang rumit dan gaya musik yang rumit tersebut berasal dari pulau Jawa Indonesia. Selama sepuluh abad berkembang di istana kerajaan Jawa dan Bali, dan pedesaan. Kemudian menyebar ke berbagai pulau lainnya Lombok, Madura, Sumatera, dan Kalimantan, dengan pertunjukan yang semakin berkembang.
Berbagai literatur tentang wayang, baik oleh pakar dari luar maupun dalam negeri, telah dirintis untuk dialihmediakan sehingga memudahkan dalam penyebaran pengetahuan dan kajiannya. Terdapat lebih dari 20 judul buku tentang wayang telah dialihmediakan dan bisa diakses online melalui laman website langka langka.lib.ugm.ac.id.
Beberapa buku yang sudah dialihmediakan di antaranya:
The Dalang behind the Wayang : the role of the Surakarta and the Yogyakarta Dalang in indonesian-javanese society / Victoria M. Clara van Groenendael. By Victoria M Clara van Groenendael. Dordrecht: Foris Publications,1985
The main characters of the wayang poerwa : thirty-seven colour plates, by JJ Ras. Dordrecht: Foris Publications,1985
Bima Swarga In Balinese Wayang. By Hinzler, H.I.R. The Hague: Martinus Nijhoff,1981
Serat pakem gancaripun lelampahan ringgit purwo katahipun 23 lampahan : Drie-en twintig schetsen van Wayang-stukken (lakon’s) gebruikelijk bij de vertooningen der Wayang-poerwa op Java. [Batavia]:W. Brening,1879
Wayang dan Karakter Wanita. By Sri Mulyono. Jakarta: Gunung Agung, 1978
Wayang dan Karakter Manusia. By Sri Mulyono. Jakarta: CV haji Masagung, 1988
Sejarah Wayang Asal Usul, Jenis dan Cirinya. By Amir Mertosedono. Semarang: Dahara Prize,1990
De Wajang Op Java En Op Bali. By B M Goslings. Amsterdam:J.M. Meulenhoff,1939
De Wajang Poerwa Een Vorm Van Javaans Toneel. By J. Kats. Dordrecht: Foris Publications,1984
De Wajang Orang Pregiwa in Den Kraton Te Jogjakarta. By J. Groneman, Hamengkoe Boewono VII, K. Cephas. Semarang:G.C.T. Van Dorp,1899
De wajang verhalen van Pala-sara, Pandoe en Raden Pandji : in het Javaansch. By T. Roorda. ‘s-Gravenhage: Martinus Nijhoff,1869
Het Javaansche Tooneel – Wajang Poerwa. By J.Kats. Weltevreden: Commissie voor de volkslectuur, 1923
Abiasa : een Javaansch tooneelstuk (wajang) met een Hollandsche vertaling en toelichtende nota. By HC Humme. ‘S Gravenhage: M. Nijhoff,1878
Kitab Perlambang : Jaitoe Adanja Symbol-symbol Wajang Poerwa Tentang Keadaan Ilmoe Sedjati Terhadap pada Sempoernanja Kasidhan. By Soediro. Kediri]:Tan Khoen Swie,1931
Pakem Wajang Purwa: isi 16 balungan lampahan, rinengga ing gambar 44 idji. By Probohardjono, R.S. Solo: Sadu Budi, 1961
Sedjarah Wajang Purwa. By Hardjowirogo. Djakarta: Balai pustaka, 1968
De Wajang of het Schaduwenspel. By Labberton, C.V.H. s.l.:s.n., s.a.
Kumpulan karangan tentang pewajangan. By Kuswadji Kawindrasusanta [Jogjakarta]:Panitia Pameran Wayang,1972
Sedjarah Wajang Purwa. By Hardjowirogo. Djakarta:Balai Pustaka,1965
In den Kedaton te Jogjakarta : opatjara, ampilan en tooneeldansen. By I Groneman; K. Cephas. Leiden: E,J, Brill, 1888
Daftar pustaka
Unesco. 2008. Wayang puppet theatre. https://ich.unesco.org/en/RL/wayang-puppet-theatre-00063
Semoga bermanfaat